Kamis, 13 Desember 2007

PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL

Dewasa ini perhatian seluruh dunia banyak tertuju pada pemanasan global. Hal tersebut dikarenakan dampak dari pemanasan global sudah mulai dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia. Dengan adanya pemanasan global maka dapat mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu sehingga dapat menimbulkan berbagai macam bencana alam. Dalam surat kabar Seputar Indonesia, tertulis bahwa terdapat 10 negara yang paling terpengaruh akibat perubahan iklim pada periode 1998-2006, yaitu:

  • Honduras, mengalami bencana badai Mitch pada tahun 1998 yang mengakibatkan 5.600 orang tewas.
  • Nikaragua, mengalami bencana badai Mitch pada tahun 1998 yang mengakibatkan 2.800 orang tewas.
  • Bangladesh, sering terjadi gelombang panas, badai dan banjir.
  • Vietnam, sering terjadi gelombang panas, badai dan banjir.
  • Republik Dominika, terjadi bencana badai Mitch pada tahun 1998, yang menewaskan 3.500 orang tewas.
  • Haiti, mengalami bencana gelombang panas dan terjadi banjir pada tahun 2004.
  • India, sering mengalami gelombang panas, badai dan banjir.
  • Venezuela, mengalami banjir pada tahun 1999.
  • Prancis, terjadi gelombang panas pada tahun 2003.
  • Jerman, terjadi gelombang panas pada tahun 2003.

Sedangkan Indonesia menduduki peringkat nomor 35 dunia. Indonesia sering mengalami gempa, banjir dan longsor, yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dengan beribu-ribu pulau dan terletak pada daerah Katulistiwa, akan mengalami dampak buruk akibat terjadinya pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu dan sulit untuk ditebak kapan musim kemarau maupun kapan musim penghujan. Hal tersebut sekarang memang sudah terbukti. Sekarang baik musim hujan maupun musim kemarau terjadi tidak pada waktunya dan tidak merata diseluruh daerah di Indonesia. Misalnya pada beberapa bulan yang lalu di daerah Kalimantan telah mengalami musim penghujan bahkan samapai mengakibatkan banjir, namun di daerah lain belum hujan sama sekali.

Tanda-tanda telah terjadinya pemanasan global tidak berhenti pada situ saja, masih banyak peristiwa lain yang menggambarkan bahwa pemanasan global benar-benar terjadi dan sangat mengancam keberlangsungan hidup umat manusia dan untuk seluruh makhluk hidup yang lain. Contoh lain dapat terlihat pada keadaan Danau Bayan yang terletak di Buleleng, Bali. Kini danau tersebut telah mengalami penurunan muka air. Berdasarkan penelitian, ternyata ditemukan tiga penyebab penurunan muka air di Danau Bayan, salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim. Danau Bayan pada musim kemarau curah hujanya rata-rata 70 milimeter per bulan. Namun sermenjak tahun 2002 curah hujan di musim kemarau hanya mencapai 0-5 milimeter. Penurunan curah hujan hingga mencapai di bawah normal merupakan indikasi adanya dampak dari pemanasan global.

Pemanasan global memang suatu momok besar bagi seluruh bangsa yang ada di dunia. Jika pemanasan global terus dibiarkan, maka entah bagaimana kelangsungan hidup kita. Indonesia yang memeliki pulau-pulau baik besar maupun kecil sangat rentan kehilangan pulau-pulau yang menjadi daerah kedaulatanya. Hal itu dikarenakan dengan adanya pemanasan global maka es-es yang berada di kutub Utara maupun dari kutub Selatan akan mencair, yang lama kelamaan air tersebut akan menggenagi pulau-pulau kecil dan secara tiba-tiba pulau-pulau kecil yang ada akan hilang tenggelam.

Ternyata dampak dari mencairnya es-es yang berada pada Kutub Utara maupun Kutub Selatan tidak selalu ditandai dengan tenggelamnya pulau-pulau kecil. Misalnya saja saat terjadi gelombang pasang di Pantai Kuta menyebabkan air laut pasang sampai 90 cm dari kondisi sekarang. Sehingga air laut dapat mencapai lobi hotel, areal pantai dan jalan sepanjang pantai berubah menjadi lautan.

Untuk itulah dibutuhkan kerjasama antar negara-negara baik oleh negara-negara pemilik hutan hujan tropis maupun bagi negara-negara yang banyak menggunakan emisi gas buang paling banyak. Sehingga, jika negara-negara yang menggunakan emisi gas buang yang paling banyak dapat mengurangi penggunaanya, maka laju dari pemanasan global dapat ditekan. Tentunya Negara-negara pemilik hutan hujan tropispun sebaiknya juga tetap menjaga kelestarian hutanya.

Tidak ada komentar: