Kamis, 06 Desember 2007

LOLOAN BARAT

LOLOAN BARAT

Pulau Bali merupakan pulau yang banyak meyimpan keindahan alam dan banyak meyimpan kesenian tradisional yang khas. Disamping itu Bali dikenal oleh masyarakat sebagai pulau dengan penduduk yang beragama Hindu. Namun ternyata pada masyarakat Bali tidak hanya dijumpai masyarata yang beragama Hindu saja, disana juga terdapat masyarakat yang bergama Islam, Budha dan Kristen. Mereka hidup berdampingan tanpa membeda-bedakan kepercayaan yang dianut. Masing-masing pemeluk agama saling menghormati dan saling membantu.

Provinsi Bali terbagi dalam beberapa kabupaten salah satunya adalah Kabupaten Jembrana, di kabupaten ini terdapat desa Loloan Barat yang merupakan daerah dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Daerah Jembrana merupakan pintu gerbang bagian Barat Pulau Bali dengan luas wilayah 841,80 kilometer persegi dengan pusat pemerintahanya di Kota Negara yang jaraknya 95 kilometer dari ibu kota provinsi.

Kampung Loloan dipisahkan oleh Sungai Ijogading sejak Jembrana menjadi kabupaten pada tahun 1952 terbagi menjadi 2 wilayah administrative yaitu, kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur sebagai bagian Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Topografi Loloan bagian Timur merupakan dataran rendah yang sebagian besar tanahnya berpasir, hal ini disebabkan oleh letak kelurahan yang tidak jauh dari dari laut (Samudera Indonesia). Karena itu dahulu pada abad ke-18 hingga abad ke-19 Loloan berfungsi sebagai pelabuhan besar yang letaknya sangat strategis karena berdekatan dengan pelabuhan Kuta dan Tuban.

Masyarakat Loloan Barat mayoritas beragama Islam, disamping itu masyarakat Loloan Barat juga ada yang memeluk agama Kristen, Hindu dan Budha. Jika dirinci lebih jau lagi penganut agama Islam sebanyak 37,04 orang, penganut agama Kristen sebanyak 5 orang, Hidu 61 orang dan Budha 6 orang. Hal tersebut merupakan keunikan dari daerah Loloan Barat.

Islam masuk di Loloan pada tahun 1653-1655, dibawa oleh ulama dari Bugis. Ia mendirikan masjid di Jembrana tepi Sungai Ijogading. Orang Hindu menyebut masyarakat Loloan dengan sebutan “Nyame Islam” yang artinya saudara Islam dan masyarakat Loloan menyebut orang Hindu dengan sebutan “Nyame Bali” yang artinya saudara Hindu.

Dahulu masyarakat Loloan Barat banyak bekerja sebagai nelayan, namun seiring berjalananya waktu para penduduk beralih menekuni pekerjaan sebagai buruh atau swasta dan sebagai pedagang. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah di daerah tersebut yang menjadikan tempat mereka mencari nafkah menjadi semakin sempit, walhasil mereka harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan untuk itu mereka banyak beralih menjadi pedagang dan bahkan menjadi buruh/swasta.

Tidak ada komentar: